Seperti seorang kekasih, selalu diharap-harap kedatangannya. Rasanya tak
ingin berpisah sekalipun cuma sedetik. Begitulah Ramadhan seperti
digambarkan sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah,
"Andaikan tiap hamba mengetahui apa yang ada dalam Ramadhan, maka ia bakal berharap satu tahun itu puasa terus."
Sesungguhnya ada apa di dalam Ramadhan itu?, ikutilah berikut ini:
- Gelar taqwa
Taqwa adalah gelar tertinggi yang dapat diraih manusia sebagai hamba
Allah. Tidak ada gelar yang lebih mulia dan tinggi dari itu. Maka setiap
hamba yang telah mampu meraih gelar taqwa, ia dijamin hidupnya di surga
dan diberi kemudahan-kemudahan di dunia. Dan puasa adalah sarana untuk
mendapatkan gelar taqwa itu.
"Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa." (QS
Al-Baqarah: 183)
Kemudahan-kemudahan yang diberikan Allah kepada hambanya yang taqwa, antara lain:
- Jalan keluar dari semua masalah
Kemampuan manusia amat terbatas, sementara persoalan yang dihadapi
begitu banyak. Mulai dari masalah dirinya, anak, istri, saudara, orang
tua, kantor dan sebagainya. Tapi bila orang itu taqwa, Allah akan
menunjukkan jalan berbagai persoalan itu. Bagi Allah tidak ada yang
sulit, karena Dialah pemilik kehidupan ini.
"..Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." (QS. Ath Thalaaq: 2)
"..Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. Ath Thalaaq: 4)
- Dicukupi kebutuhannya
"Dan memberinya rezeki dari arah yang tak disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya...."(QS. Ath Thalaaq: 3)
- Ketenangan jiwa, tidak khawatir dan sedih hati
Bagaimana bisa bersedih hati, bila di dalam dadanya tersimpan Allah. Ia
telah menggantungkan segala hidupnya kepada Pemilik kehidupan itu
sendiri. Maka orang yang selalu mengingat-ingat Allah, ia bakal
memperoleh ketenangan.
"Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang
menceritakan kepadamu ayat-ayat-KU, maka barangsiapa bertaqwa dan
mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. al-A'raaf: 35)
- Bulan pengampunan
Tidak ada manusia tanpa dosa, sebaik apapun dia. Sebaik-baik manusia
bukanlah yang tanpa dosa, sebab itu tidak mungkin. Manusia yang baik
adalah yang paling sedikit dosanya, lalu bertobat dan berjanji tidak
mengulangi perbuatan dosa itu lagi.
Karena dosa manusia itu setumpuk, maka Allah telah menyediakan alat
penghapus yang canggih. Itulah puasa pada bulan Ramadhan. Beberapa hadis
menyatakan demikian, salah satunya diriwayatkan Bukhari Muslim dan Abu
Dawud,
"Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan karena keimanannya dan karena
mengharap ridha Allah, maka dosa-dosa sebelumnya diampuni."
- Pahalanya dilipatgandakan
Tidak hanya pengampunan dosa, Allah juga telah menyediakan bonus pahala
berlipat-lipat kepada siapapun yang berbuat baik pada bulan mulia ini.
Rasulullah bersabda,
"Setiap amal anak keturunan Adam dilipatgandakan. Tiap satu kebaikan
sepuluh lipat gandanya hingga tujuh ratus lipat gandanya."(HR. Bukhari
Muslim).
Bahkan amalan-amalan sunnah yang dikerjakan pada Ramadhan, pahalanya
dianggap sama dengan mengerjakan amalan wajib (HR. Bahaiqi dan Ibnu
Khuzaimah). Maka perbanyaklah amal dan ibadah, mumpung Allah menggelar
obral pahala.
- Pintu surga dibuka dan neraka ditutup
"Kalau datang bulan Ramadhan terbuka pintu surga, tertutup pintu neraka, dan setan-setan terbelenggu. "(HR Muslim)
Kenapa pintu surga terbuka? Karena sedikit saja amal perbuatan yang
dilakukan, bisa mengantar seseorang ke surga. Boleh diibaratkan, bulan
puasa itu bulan obral. Orang yang tidak membeli akan merugi. Amal
sedikit saja dilipatgandakan ganjarannya sedemikian banyak.
Obral ganjaran itu untuk mendorong orang melakukan amal-amal kebaikan di
bulan Ramadhan. Dengan demikian otomatis pintu neraka tertutup dan
tidak ada lagi kesempatan buat setan menggoda manusia.
- Ibadah istimewa
Keistimewaan puasa ini dikatakan Allah lewat hadis Qudsi-Nya,
"Setiap amalan anak Adam itu untuk dirinya, kecuali puasa. Itu milik-Ku
dan Aku yang membalasnya karena ia (orang yang berpuasa) meninggalkan
syahwat dan makanannya karena Aku." (HR Bukhari Muslim)
Menurut Quraish Shihab, ahli tafsir kondang dari IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, puasa dikatakan untuk Allah dalam arti untuk
meneladani sifat-sifat Allah. Itulah subtansi puasa.
Misalnya, dalam bidang jasmani, kita tahu Tuhan tidak beristri. Jadi
ketika berpuasa dia tidak boleh melakukan hubungan seks. Allah tidak
makan, tapi memberi makan. Itu diteladani, maka ketika berpuasa kita
tidak makan, tapi kita memberi makan. Kita dianjurkan untuk mengajak
orang berbuka puasa. Ini tahap dasar meneladani Allah.
Masih ada tahap lain yang lebih tinggi dari sekedar itu. Maha Pemurah
adalah salah satu sifat Tuhan yang seharusnya juga kita teladani. Maka
dalam berpuasa, kita dianjurkan banyak bersedekah dan berbuat kebaikan.
Tuhan Maha Mengetahui. Maka dalam berpuasa, kita harus banyak belajar.
Belajar bisa lewat membaca al-Qur'an, membaca kitab-kitab yang
bermanfaat, meningkatkan pengetahuan ilmiah. Allah swt setiap saat sibuk
mengurus makhluk-Nya. Dia bukan hanya mengurus manusia. Dia juga
mengurus binatang. Dia mengurus semut. Dia mengurus rumput-rumput yang
bergoyang.
Manusia yang berpuasa meneladani Tuhan dalam sifat-sifat ini, sehingga dia harus selalu dalam kesibukan.
Perlu ditekankan meneladani Tuhan itu sesuai dengan kemampuan kita
sebagai manusia. Kita tidak mampu untuk tidak tidur sepanjang malam,
tidurlah secukupnya. Kita tidak mampu untuk terus-menerus tidak makan
dan tidak minum. Kalau begitu, tidak makan dan tidak minum cukup sejak
terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari saja.
- Dicintai Allah
Nah, sesesorang yang meneladani Allah sehingga dia dekat kepada-Nya.
Bila sudah dekat, minta apa saja akan mudah dikabulkan. Bila Allah telah
mencintai hambanya, dilukiskan dalam satu hadis Qudsi,
"Kalau Aku telah mencintai seseorang, Aku menjadi pendengaran untuk
telinganya, menjadi penglihatan untuk matanya, menjadi pegangan untuk
tangannya, menjadi langkah untuk kakinya." (HR Bukhari)
- Do'a dikabulkan
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, katakanlah
bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang berdo'a apabila dia
berdo'a, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku." (QS.
al-Baqarah: 186)
Memperhatikan redaksi kalimat ayat di atas, berarti ada orang berdo'a
tapi sebenarnya tidak berdo'a. Yaitu do'anya orang-orang yang tidak
memenuhi syarat. Apa syaratnya? "maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah)Ku. "
Benar, berdo'a pada Ramadhan punya tempat khusus, seperti dikatakan Nabi saw,
"Tiga do'a yang tidak ditolak; orang berpuasa hingga berbuka puasa,
pemimpin yang adil dan do'anya orang teraniaya. Allah mengangkat do'anya
ke awan dan membukakan pintu-pintu langit. 'Demi kebesaranKu, engkau
pasti Aku tolong meski tidak sekarang." (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Namun harus diingat bahwa segala makanan yang kita makan, kesucian
pakaian, kesucian tempat, itu punya hubungan yang erat dengan pengabulan
do'a. Nabi pernah bersabda, ada seorang yang sudah kumuh pakaiannya,
kusut rambutnya berdo'a kepada Tuhan. Sebenarnya keadaannya yang kumuh
itu bisa mengantarkan do'anya diterima.
Tapi kalau makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya yang
dipakainya terambil dari barang yang haram, bagaimana bisa dikabulkan
doa'nya?
Jadi do'a itu berkaitan erat dengan kesucian jiwa, pakaian dan makanan.
Di bulan Ramadhan jiwa kita diasah hingga bersih. Semakin bersih jiwa
kita, semakin tulus kita, semakin bersih tempat, pakaian dan makanan,
semakin besar kemungkinan untuk dikabulkan do'a.
- Turunnya Lailatul Qodar
Pada bulan Ramadhan Allah menurunkan satu malam yang sangat mulia.
Saking mulianya Allah menggambarkan malam itu nilainya lebih dari seribu
bulan (QS. Al-Qadr). Dikatakan mulia, pertama lantaran malam itulah
awal al-Qur'an diturunkan. Kedua, begitu banyak anugerah Allah
dijatuhkan pada malam itu.
Beberapa hadits shahih meriwayatkan malam laulatul qodar itu jatuh pada
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Seperti dirawikan Imam Ahmad,
"Lailatul qadar adalah di akhir bulan Ramadhan tepatnya di sepuluh malam
terakhir, malam keduapuluh satu atau duapuluh tiga atau duapuluh lima
atau duapuluh tujuh atau duapuluh sembilan atau akhir malam Ramadhan.
Barangsiapa mengerjakan qiyamullail (shalat malam) pada malam tersebut
karena mengharap ridha-Ku, maka diampuni dosanya yang lampau atau yang
akan datang."
Mengapa ditaruh diakhir Ramadhan, bukan pada awal Ramadhan? Rupanya
karena dua puluh malam sebelumnya kita mengasah dan mengasuh jiwa kita.
Itu adalah suatu persiapan untuk menyambut lailatul qodar.
Ada dua tanda lailatul qadar. Al Qur'an menyatakan,
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh)
kesejahteraan/kedamaian sampai terbit fajar. (QS al-Qadr: 4-5)
Malaikat bersifat gaib, kecuali bila berubah bentuk menjadi manusia.
Tapi kehadiran malaikat dapat dirasakan. Syekh Muhammad Abduh
menggambarkan,
"Kalau Anda menemukan sesuatu yang sangat berharga, di dalam hati Anda
akan tercetus suatu bisikan, 'Ambil barang itu!' Ada bisikan lain
berkata, 'Jangan ambil, itu bukan milikmu!' Bisikan pertama adalah
bisikan setan. Bisikan kedua adalah bisikan malaikat."
Dengan demikian, bisikan malaikat selalu mendorong seseorang untuk
melakukan hal-hal positif. Jadi kalau ada seseorang yang dari hari demi
hari sisi kebajikan dan positifnya terus bertambah, maka yakinlah bahwa
ia telah bertemu dengan lailatul qodar.
- Meningkatkan kesehatan
Sudah banyak terbukti bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya, dengan puasa maka organ-organ pencernaan dapat istirahat. Pada
hari biasa alat-alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras. Setiap
makanan yang masuk ke dalam tubuh memerlukan proses pencernaan kurang
lebih delapan jam. Empat jam diproses di dalam lambung dan empat jam di
usus kecil (ileum).
Jika malam sahur dilakukan pada pukul 04.00 pagi, berarti pukul 12 siang
alat pencernaan selesai bekerja. Dari pukul 12 siang sampai waktu
berbuka, kurang lebih selama enam jam, alat pencernaan mengalami
istirahat total.
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan para ahli kesehatan, ternyata dengan berpuasa sel darah putih
meningkat dengan pesat sekali. Penambahan jumlah sel darah putih secara
otomatis akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Menghambat perkembangan atau pertumbuhan bakteri, virus dan sel kanker.
Dalam tubuh manusia terdapat parasit-parasit yang menumpang makan dan
minum. Dengan menghentikan pemasukan makanan, maka kuman-kuman penyakit
seperti bakteri-bakteri dan sel-sel kanker tidak akan bisa bertahan
hidup. Mereka akan keluar melalui cairan tubuh bersama sel-sel yang
telah mati dan toksin.
Manfaat puasa yang lain adalah membersihkan tubuh dari racun kotoran dan
ampas, mempercepat regenasi kulit, menciptakan keseimbangan elektrolit
di dalam lambung, memperbaiki fungsi hormon, meningkatkan fungsi organ
reproduksi, meremajakan atau mempercepat regenerasi sel-sel tubuh,
meningkatkan fungsi fisiologis organ tubuh, dan meningkatkan fungsi
susunan syaraf.
- Penuh harapan
Saat berpuasa, ada sesuatu yang diharap-harap. Harapan itu kian besar
menjelang sore. Sehari penuh menahan lapar dan minum, lalu datang waktu
buka, wah... rasanya lega sekali. Alhamdulillah. Itulah harapan yang
terkabul. Apalagi harapan bertemu Tuhan, masya' Allah, menjadikan hidup
lebih bermakna.
"Setiap orang berpuasa selalu mendapat dua kegembiraan, yaitu tatkala
berbuka puasa dan saat bertemu dengan Tuhannya." (HR. Bukhari).
- Masuk surga melalui pintu khusus, Rayyan
"Sesungguhnya di surga itu ada sebuah pintu yang disebut rayyan yang
akan dilewati oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat nanti,
tidak diperbolehkan seseorang melewatinya selain mereka. Ketika mereka
dipanggil, mereka akan segera bangkit dan masuk semuanya kemudian
ditutup." (HR.Bukhari)
Minum air telaganya Rasulullah saw :
"Barangsiapa pada bulan Ramadhan memberi makan kepada orang yang berbuka
puasa, maka itu menjadi ampunan bagi dosa-dosanya, dan mendapat pahala
yang sama tanpa sedikit pun mengurangi pahala orang lain.
Mereka (para sahabat) berkata, 'Wahai Rasulullah, tidak setiap kami
mempunyai makanan untuk diberikan kepada orang yang berbuka puasa.'
Beliau berkata, 'Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi buka
puasa meski dengan sebutir kurma, seteguk air, atau sesisip susu...
Barangsiapa memberi minum orang yang berpuasa maka Allah akan memberinya
minum seteguk dari telaga dimana ia tidak akan haus hingga masuk
surga." (HR. Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi)
- Berkumpul dengan sanak keluarga
Pada tanggal 1 Syawal ummat Islam merayakan Hari Raya Idhul Fitri.
Inilah hari kemenangan setelah berperang melawan hawa nafsu dan syetan
selama bulan Ramadhan.
Di Indonesia punya tradisi khusus untuk merayakan hari bahagia itu yang
disebut Lebaran. Saat itu orang ramai melakukan silahtuhrahim dan saling
memaafkan satu dengan yang lain. Termasuk kerabat-kerabat jauh datang
berkumpul. Orang-orang yang bekerja di kota-kota pulang untuk merayakan
lebaran di kampung bersama kedua orang tuanya. Maka setiap hari Raya
selalu terjadi pemandangan khas, yaitu orang berduyun-duyun dan
berjubel-jubel naik kendaraan mudik ke kampung halaman.
Silahturahim dan saling memaafkan itu menurut ajaran Islam bisa
berlangsung kapan saja. Tidak mesti pada Hari Raya. Tetapi itu juga
tidak dilarang. Justru itu momentum bagus. Mungkin, pada hari biasa kita
sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga tidak sempat lagi menjalin
hubungan dengan tetangga dan saudara yang lain. Padahal silahturahim itu
dianjurkan Islam, sebagaimana dinyatakan hadis,
"Siapa yang ingin rezekinya dibanyakkan dan umurnya dipanjangkan, hendaklah ia menghubungkan tali silaturahmi!" (HR. Bukhari)
- Qaulan Tsaqiilaa
Pada malam Ramadhan ditekankan (disunnahkan) untuk melakukan shalat
malam dan tadarus al-Qur'an. Waktu paling baik menunaikan shalat malam
sesungguhnya seperdua atau sepertiga malam terakhir (QS. Al Muzzammil:
3).
Tetapi demi kesemarakan syiar Islam pada Ramadhan ulama membolehkan
melakukan terawih pada awal malam setelah shalat isya' dengan berjamaah
di masjid. Shalat ini populer disebut shalat tarawih. Shalat malam itu
merupakan peneguhan jiwa, setelah siangnya sang jiwa dibersihkan dari
nafsu-nafsu kotor lainnya.
Ditekankan pula usai shalat malam untuk membaca Kitab Suci al-Qur'an
secara tartil (memahami maknanya). Dengan membaca Kitab Suci itu
seseorang bakal mendapat wawasan-wawasan yang luas dan mendalam, karena
al-Qur'an memang sumber pengetahuan dan ilham.
Dengan keteguhan jiwa dan wawasan yang luas itulah Allah kemudian
mengaruniai qaulan tsaqiilaa (perkataan yang berat). Perkataan-perkataan
yang berbobot dan berwibawa. Ucapan-ucapannya selalu berisi kebenaran.
Maka orang-orang yang suka melakukan shalat malam wajahnya bakal
memancarkan kewibawaan.
- Hartanya tersucikan
Setiap Muslim yang mampu pada setiap Ramadhan diwajibkan mengeluarkan
zakat.. Ada dua zakat, yaitu fitrah dan maal. Zakat fitrah besarnya 2,5
kilogram per orang berupa bahan-bahan makanan pokok. Sedangkan zakat
maal besarnya 2,5 persen dari seluruh kekayaannya bila sudah mencapai
batas nisab dan waktunya.
Zakat disamping dimaksudkan untuk menolong fakir miskin, juga guna
mensucikan hartanya. Harta yang telah disucikan bakal mendatangkan
barakah dan menghindarkan pemiliknya dari siksa api neraka. Harta yang
barakah akan mendatangkan ketenangan, kedamaian dan kesejahteraan.
Sebaliknya, harta yang tidak barakah akan mengundang kekhawatiran dan
ketidaksejahteraan.
Semoga kita diberi kesempatan untuk menikmati bulan Ramadhan. Amiin....
Milis Sabili
Dikirim oleh: Fatkhan
Diperbaharui oleh Ahyar
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar