Psikologi Perkenbangan Bab II
BAB 2
PERIODE PRENATAL DAN TAHUN PERTAMA
2.1. Perkembangan Embrio dan Fetus
Secara biologis hidup
dimulai pada waktu konsepsi atau pembuahan, tetapi mungkin masih
merupakan tanda Tanya apakah perkembangan psikologis juga dimulai pada
saat itu. Pendapat aliran “homunculus” dalam abad pertengahan
mengatakan bahwa perkembangan psikologis sudah dimulai pada waktu
konsepsi. Menurut pendapat homunculus maka pada waktu konsepsi semua
telah ada pada bentuk yang teramat kecil hingga seakan-akan hanya dapat
dilihat melalui suatu mikroskop.
Perkembangan biologis
pada manusia dimulai pada saat konsepsi atau pembuahan, yaitu pada
pembuahan telur oleh spermatosoma. Bila spermatozoa laki-laki memasuki
dinding telur (ovum) wanita, terjadilah konsepsi
2.2. Pengaruh pre-natal pada tingkah laku seudah dilahirkan
Fase pre-natal dibedakan menjadi tiga fase:
a. Fase germinal: waktu 2 minggu pertama
b. Fase embrional: waktu 6-8 minggu berikutnya
c. Fase fetal: mulai minggu ke-8 sampai saat dilahirkan
Untuk mudahnya pengaruh pra-natal tersebut dibedakan antara
a. Pengaruh lingkungan (factor ekstern, ketegangan, kebiasaan subjektif, ketegangan emosi,takhayul)
b. Sikap ibu
2.2.1. Penyimpangan Genetis
Penyimpangan kromosom yang terkenal adalah yang disebut down syndrome.
Pada penyimpangan ini maka ada kelainan pada kromosom 21 yang ada 3
sedangkan seharusnya ada 2. Anak dengan down syndrome mempunyai ekspresi
muka yang khas dan mengalami keterbelakangan dalam perkembangan
2.2.2. Penyimpangan perkembangan sebelum dilahirkan
Joffe membuktikan
bahwa sinar rontagen mempengaruhi tingkah laku post-natal dalam bidang:
tingkah laku motorik, gerak bebas, pembuangan, aktivitas, bel;ajar
diskriminatif dan tingkah laku persetubuhan. Penelitian mengenai akibat
penyinaran membuktikan akan adanya hubungan antara umur kehamilan dan
banyak sedikitnya penyinaran pada satu fuhak dengan besar kecilnya
akibat yang ditimbulkan.berhubung penelitian ini dilakukan pada hewan,
maka perlu berhati-hati dlm menarik kesimpulan dgn tingkah laku/keadaan
manusia.
2.2.3. Ketegangan Emosional
Beberapa studi kasus
dalam penelitian Fels(yellow Springs,Ohio) yang telah mengadakan
penelitian sejak tahun 1929 membuktikan bahwa para wanita dengan
susunan syaraf otonom yang labil mempunyai fetus yang paling aktif.
2.2.4. Takhayul dan Kenyataan di Indonesia
Di Indonesia banyak
dipermasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua terhadap
keadaan bayi yang dilahrkan.hal-hal ini semua belum merupakan hasil
pembuktian ilmiah, dari itu termasuk limgkup takhayul. Satu hal yang
perlu mendapat keterangan secara ilmiah adalah kenyataan bahwa seorang
ibu hamil menginginkan sesuatu(biasanya makanan=ngidam).
2.3 Sikap Ibu
Beberapa penelitian
Geissler (1965) di jerman timur dan sears et al (1957) di Amerika
menunjukkan bahwa lebih dari 90% jumlah ibu yang semula bersikap
menolak, berubah mempunyai sikap yang positif terhadap anak sesudah
dilahirkan. Geissler dalam penelitian longitudinal menunjukkan adanya
kesayangan dalam sikap ibu terhadap anak, yang belum dilahirkan, yaitu
dari sikap positif ke sikap negative, dan dari sikap negatife ke sikap
positif dan bahwa sikap yang berubah-ubah itu akhirnya menjadi positif,
yaitu sikap menerima terhadap anak yang dilahirkan.
2.4 Penelitian Pra-Natal
Dalam tahun 1971
telah didirikan “Internationale Studiengemeinschaft fur Pra-natale
Psychologie” (ISPP) di Wina. Kongres pertama diadakan pada tahun 1972
dan dalam bulan maret 1978 diadakan kongres yang kelima di Salzburg
dengan tema “Geburt-Eintritt in eine neue Welt”
Suatu tinjauan yang
cukup baik mengenai perilaku oranatal dilakukan oleh Smotherman &
Robinson (1988). Mereka mengemukakan bahwa penelitian prenatal pada
umumnya dibagi menjadi beberapa disiplin ilmu, yaitu psikologi
perkembangan, kedokteran anak, ginekologi, embriologi perilaku,
neurobiology, serta psikobiologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar